![]() |
Tarisya N.W - F31192065 - C |
Kamarku
memang tak seindah kamar teman-temanku. Tapi aku berusaha menghiasi kamarku ini
agar menjadi lebih apik, nyaman,dan indah dilihat. Sebenarnya aku bukan tipe
orang yang suka mendekorasi kamar seperti teman-teman perempuanku. Karena bagiku
kamar yang nyaman bukan dilihat dari seberapa indah dekorasinya. Namun, seberapa
nyaman saat kita ada di ruangan tersebut.
Dekorasi-dekorasi
yang ada dikamarku adalah hal yang tak sengaja kubuat. Dari balon huruf yang
tertempel rapi ditembok adalah balon pemberian teman SMA saat aku berulang
tahun. Balon itu kira-kira sudah berumur 3 tahun lebih. Dan sampai sekarang
masih awet dan udaranya tidak berkurang. Awalnya aku merasa rishi dengan adanya
balon itu. Tetapi,jika dibuang sayang sekali rasanya. Hal itu sama saja
membuang uang dan pengorbanan temanku. Akhirnya aku buat nyaman saja.
Di tembok, terdapat lampu kelap-kelip
yang memancarkan warnanya ketika dihidupkan. Sebenarnya aku pernah punya niatan
untuk membeli lampu seperti itu. Tapi aku urungkan karena aku rasa itu hal yang
tak penting dan membuang-buang uangku. Hingga pada waktu itu bulan agustus
tiba, ketua RT di area perumahan ku mewajibkan setiap rumah memiliki lampu tersebut,
untuk dekorasi memperingati hari kemerdekaan. Dimana, lampu itu akan dipasang
selama sebulan di bulan Agustus. Mau tidak mau,ayahku membeli lampu tersebut
untuk menyemarakkan perayaan kemerdekaan Indonesia. Awalnya aku biasa saja. Namun,
setelah bulan Agustus berlalu ayah melepas lampu tersebut dan digeletakkan di
ruang tamu begitu saja. Melihat benda itu tergeletak di ruang tamu, aku
langsung terpikirkan ideku yang sempat karam. Akhirnya aku memasang lampu
tersebut dikamar untuk dekorasi. Lampu kelap-kelip yang ada dikamar telah berganti
model sebanyak 4 kali dan posisi karena setiap bulan Agustus lampu tersebut
digunakan. Bentuk pertama adalah rumbai menyerupai awan selang berapahari aku
mengubah bentuknya menjadi hati. Dan bentuk
itu bertahan hampir setahun. Setelah itu dilepas karena bulan agustus. Setelah bulan
agustus, aku memasangnya kembali dengan bentuk detak jantung. Entah apa yang
memotivasi ku untuk membuat bentuk-bentuk yang aku rasa tidak jelas atau
absurd. Setelah itu ayah melepasnya karena akan digunakan kembali untuk
peringatan kemerdekaan Indonesia. Dan meskipun bulan agustus telah berlalu aku
tidak memasangnya kembali,karena padabulan setelahnya atau September aku mulai
memasuki kehidupan baru dibangku kuliah. Dan kamarku semakin rapi, dan terlihat
kosong. Hingga pada akhirnya, dipertengahan bulan maret saat diberlakukannya sistem
“Belajar Dari Rumah” aku memutuskan kembali kerumah dan meninggalkan kos.
Seminggu, dua minggu aku bosan dengan
kamarku. Hingga aku melihat lampu itu lagi sedang tidak digunakan dan
diletakkan dimeja belajar. Awalnya aku malas untuk memasangnya. Karena jujur
aku adalah orang yang moody-an. Jadi aku
akan melakukan sesuatu yang bukan kewajiban ku jika hatiku sedang baik dan
bahagia. Dan akhirnya aku memasang lampu tersebut malam-malam. Untuk kali ini
aku tidak menggunakan bentuk spesifik. Karena pada dasarnya aku malas tapi
ingin memiliki kamar yang tidak membosankan. Untuk pemasangan yang keempat kalinya aku
tidak menggunakan alat atau bahan apapun untuk merekatkannya. Cukup melilitkan
pada kabel-kabel yang tersambung dikamar. Dan jadi.
Keesokan harinya, aku melihat lukisan
yang tak ditempatkan dengan baik dikamar. Lukisan itu adalah sebuah karya yang
aku buat saat SMA. Kebetulan saat itu dilaksanakan ujian praktek seni budaya
dengan materi yang diujikan adalah melukis diatas kanvas. Tema bebas, sesuai
selera dan kemampuan. Aku melukis gambar tersebut, karena menurutku
sangat-sangat simpel sekali. Tak membutuhkan teknik-teknik rumit. Contoh gambar
tersebut aku ambil di internet. Karena sejujurnya aku tak pandai melukis
ataupun menggambar.
Akupun akhirnya memasang lukisan
tersebut karena merasa sayang sekali jika dibiarkan berdebu. Dan setelah
dipasang aku baru merasakan bahwa itu adalah lukisan terbaikku selama ini.
Waktu yang paling pas untuk menikmati kenyamanan
dan ke-estetikan kamarku adalah dimalam hari. Karena lampu-lampu di kamar
sangat cocok menari-nari saat malam hari sambil memandangi lukisan yang
suasananya adalah malam hari.
Hal yang sering aku lakukan dikamar
adalah tidur. Entah tidur sungguhan ataupun tiduran alias rebahan. Namun,
selama pandemi ini lebih banyak menghabiskan waktu untukmengerjakan tugas dan
tugas. Yang entah kenapa tidak cepat usai,padahal aku sudah mengerjakan nya
tepat waktu. Ibaratkan hilang satu tumbuh seribu. Hal itu sering kulakukan setiap
hari senin sampai jumat.
Hari sabtu-minggu aku masih saja
menghabiskan waktu dikamar. Yaitu dengan menonton film, atau drama Korea di televisi
ataupun laptop. Semua ku lakukan dikamar seharian. Pagi sampai malam. Keluar kamar
seperlunya. Karena benar-benar stres menghadapi rintangan di setiap hari senin
sampai jumat.
Spot atau tempat yang paling aku sukai
di kamarku adalah di pojok dekat jendela dan meja belajar.
Alasan sangat menyukai pojok dekat
jendela karena biasanya angin atau udara segar masuk melalui jendela atas pada
pagi hari dan malam hari. Dan itu membuatku merasa segar dan rileks.
Alasan menyukai meja belajar. Karena bisa
mengerjakan tugas atau menonton drama ataupun film menggunakan speaker aktif
yang terpasang dimeja belajar. Jadi kamarku seperti bioskop ataupun sebuah
penginapan yang serba lengkap akan media hiburan.
Aku benar-benar mencintai kamarku
walaupun tidak seindah kamar teman-temanku.
Terima kasih.
Oleh : Tarisya
Nur Windari – F31192065 - C
Komentar
Posting Komentar